Beragam kuliner khas Tana Toraja yang enak dan unik bisa kamu nikmati saat berwisata ke Sulawesi Selatan. Toraja adalah nama sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas sekitar 3.203 km² dan dihuni oleh 268.588 jiwa (sensus 2017). Inilah salah satu kabupaten di Indonesia yang masih menjaga erat budaya tradisionalnya. Masyarakat mempertahankan gaya hidup masa lalu yang masih dipertahankan hingga saat ini. Tradisi, bahasa dan sastra, rumah, ukiran, seni, musik dan tari, hingga kuliner masih sangat alami hingga saat ini.
Penasaran dengan kabupaten yang satu ini, apalagi dengan kuliner khas Toraja yang katanya melegenda? Yuk simak info kulinernya berikut ini, siapa tahu kedepannya berkesempatan mampir ke Toraja.
Daftar Kuliner Khas yang Wajib Dicoba
Meski tak setenar masakan Padang, kuliner Toraja tak kalah menggiurkan dan membuat ketagihan. Bagaimana tidak, setiap kuliner khas Toraja mampu menjajah selera melalui gigitan pertama.
Even when I heard the description alone, saliva seemed to flow wanting to taste it. Before getting more curious, here are the typical dishes from Toraja that you must try:
Pantollo Pamarrasan
Kuliner khas Tana Toraja yang pertama adalah Pantollo Pamarrasan yang terkenal dengan bumbu hitamnya. Bumbu hitam ini terbuat dari kluwak, buah dari pohon yang tumbuh liar. Buah kluwek berwarna hitam dengan rasa pahit yang khas.

Cita rasa inilah yang membedakan Pantollo Pamarrasan dengan makanan khas Indonesia lainnya.
Bahan utama Pantollo Pamarrasan adalah daging. Ada yang menggunakan daging babi, kerbau, ikan, atau belut tergantung selera masing-masing keluarga.
Makanan ini umumnya diolah pedas dengan campuran cabai utuh untuk menambah sensasi rasa. Makanan ini wajib kamu coba jika berkunjung ke Tana Toraja, ya!
Pantollo Duku (Babi)
Masakan khas Toraja ini menggunakan bumbu yang sama persis dengan Pantollo Pamarassan.
Bahan dasar yang digunakan adalah daging babi yang ditambah dengan lombok katokkon untuk menambah sensasi pedasnya.
Pantollo Lendong
Dengan bumbu dasar yang sama yaitu kluwak, Pantollo Lendong menggunakan belut sebagai bahan dasarnya. Makanan ini umumnya disajikan ketika ada acara atau upacara adat.