By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Informasi & Berita TorajaInformasi & Berita TorajaInformasi & Berita Toraja
  • Home
  • Daya Tarik
    • Objek Wisata
    • Aktivitas
    • Tradisi dan Budaya
    • Luar Toraja
    • Daftar Tour Guide Toraja
  • Event
  • Berita
    • Hukum & Kejahatan
    • Internasional
    • Nasional
    • Pemilu
    • Politik
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Parenting
    • Travel
  • Hiburan
    • Film
    • Musik
    • Seleb
    • Tokoh Publik
Search
Ekonomi
  • Bisnis
  • Investasi
  • Keuangan
  • UKM
Teknologi
  • Ide
  • Pendidikan
  • Sains
  • Tips
Hiburan
  • Film
  • Musik
  • Seleb
  • Tokoh Publik
Olahraga
  • Olahraga
Media
  • Video
  • My Bookmarks
  • Advertise
  • Privacy Policy
© 2024 Toraja.info by Todi shop. All Rights Reserved.
Reading: Catur Kultur Pada Wastra Indonesia dan 49 Tahun Museum Tekstil Jakarta
Share
    Lang:
  • English
  • Indonesia
Notification
Informasi & Berita TorajaInformasi & Berita Toraja
    Lang:
  • English
  • Indonesia
  • Daya Tarik
  • Event
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Video
Search
  • Home
    • Halaman Utama
    • Kalender Event Toraja
    • Daftar Tour Guide Toraja
  • Daya Tarik
    • Objek Wisata
    • Aktivitas
    • Tradisi dan Budaya
    • Luar Toraja
  • Kategori Berita
    • Berita
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Lifestyle
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Video
Follow US
  • My Bookmarks
  • Advertise
  • Privacy Policy
© 2024 Toraja.info by Todi shop. All Rights Reserved.
Home > Lifestyle > Fashion > Catur Kultur Pada Wastra Indonesia dan 49 Tahun Museum Tekstil Jakarta
Fashion

Catur Kultur Pada Wastra Indonesia dan 49 Tahun Museum Tekstil Jakarta

Anny Marimbunna
By Anny Marimbunna
Share
Museum Tekstil Jakarta Indonesia Textile
Museum Tekstil Jakarta Indonesia Textile
SHARE

Secara Geografis, Indonesia terletak diantara dua benua yaitu Asia dan Australia serta dua samudera yakni samudera Pasifik dan Samudera Hindia sehingga sejak berabad-abad lalu kawasan Nusantara ini menjadi lalulintas perdagangan antara negara di dunia.

Pameran Catur Pada Wastra Indonesia di Museum Tekstil Jakart (Dok.Anny Marimbunna)
Pameran Catur Pada Wastra Indonesia di Museum Tekstil Jakart (Dok.Anny Marimbunna)

Bangsa- bangsa besar di dunia kemudian berkelana di Nusantara, sebahagian besar mereka menetap berbaur dengan masyarakat lokal dan membentuk keluarga. Akulturasi budaya terjadi secara alam sebagai proses perubahan budaya yang terjadi ketika kelompok budaya yang berbeda menjalin kontak langsung dan berkelanjutan yang akhirnya menghasilkan perubahan dalam pola budaya keduanya yang kemudian melahirkan dan menghasilkan karya-karya seni budaya, salah satunya adalah Wastra/tenun Nusantara.

‎Dalam rangka memperingati hari jadi ke 49 tahun, Museum Tekstil dan Himpunan Wastraprema (Perkumpulan Pencinta Tekstil) mempersembahkan Pameran “Catur Kultur Pada Wastra Indonesia” yang dilaksanakan pada tanggal 27 Mei hingga 20 Juli 2025 di Museum Tekstil, Tanah Abang Jakarta Pusat.

‎Ibu Sri Kusumawati, Kepala Unit Pengelola Museum Seni Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dalam laporannya menyampaikan bahwa Pameran Catur Kultur Pada Wastra Indonesia adalah salah satu program publik unggulan museum seni yang dilaksanakan bekerjasama dengan Himpunan Wastraprema yang telah berkolaborasi dengan Museum Tekstil sejak tahun 1976, yang pendiriannya diujung tombaki oleh Bpk Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta pada masa itu.

‎Koleksi awal wastra pada Museum Tekstil adalah sejumlah 500 Wastra yang merupakan sumbangan dari Himpunan Wastraprema dan kemudian berkembang hingga saat ini menjadi 3.000 koleksi Wastra ungkap Ibu Sri Kusumawati.

Sejarah Lahirnya Museum Tekstil Jakarta

Gedung Museum Tekstil Jakarta (Dok. Anny Marimbunna)
Gedung Museum Tekstil Jakarta (Dok. Anny Marimbunna)

Museum Tekstil Jakarta didirikan pada tahun 1976 sebagai hasil usaha bersama yang dipelopori oleh Ali Sadikin, Gubernur Jakarta saat itu. Museum ini didirikan untuk menghormati Ibu Tien Suharto, Ibu Negara Indonesia, yang meresmikan pembukaannya pada tanggal 28 Juni 1976.

‎Pada pertengahan tahun 1970-an , penggunaan tekstil tradisional, pemahaman tentang penggunaannya serta kuantitas dan kualitas produksinya jelas menurun. Beberapa bahkan menjadi sangat langka. Hal ini memotivasi sekelompok warga di Jakarta untuk mendirikan sebuah organisasi yang didedikasikan untuk pelestarian dan study tekstil Indonesia. Himpunan Wastraprema (Perkumpulan Pencinta Tekstil) menyumbangkan 500 tekstil berkualitas tinggi yang dikumpulkan dari anggotanya. Kota Jakarta menanggapinya dengan menyediakan akomodasi di sebuah bangunan tua yang indah di distrik Tanah Abang.

‎Pada tahun 2010, dalam rangka memperingati ditetapkannya Batik Indonesia sebagai warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan oleh UNESCO, Galery Batik dibuka di gedung sebelah Museum dengan koleksi milik Yayasan Batik Indonesia dan anggotanya. Disana dipamerkan berbagai contoh batik di ruangan-ruangan yang difokuskan pada daerah-daerah produksi tertentu di seluruh Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, serta Sumatera dan daerah-daerah lain termasuk Papua dengan tambahan koleksi kain antik. Semua ini mengakibatkan semakin banyaknya pengunjung ke Museum Tekstil Indonesia di Jakarta.

‎Sejumlah 98 Wastra Indonesia pilihan yang merupakan master piece Museum Tekstil menampilkan akulturasi kebudayaan China, India, Islam dan Eropa dengan kebudayaan Indonesia. Pertemuan keempat budaya tersebut diolah dan diadaptasi secara kreatif oleh masyarakat lokal, dan proses akulturasi ini tidak menghapus identitas budaya Indonesia, tapi menambah khasanah budaya kita melalui musik, tekhik serta makna filosofi pada Wastra ucap Ketua Umum Himpunan Wastraprema Indonesia, Ibu Sri Sintasari Iskandar dalam sambutannya pada pembukaan Pameran Catur Kultur Pada Wastra Indonesia

‎Museum Tekstil membagi 98 wastra-wastra pilihan yang dipamerkan di Pameran Catur Kultur Pada Wastra Indonesia dalam 4 kategori menurut penjelasan Abyanu Fakhri (Humas /Edukator Museum Tekstil Jakarta).

Pembagian Kategori Wastra tersebut adalah sebagai berikut :
‎- Akulturasi budaya India
‎- Akulturasi budaya China
‎- Akulturasi budaya Islam
‎- Akulturasi budaya Eropa/Barat

‎Wastra Akulturasi budaya India terdapat pada “Wastra Patola”, Wastra ikat ganda berbahan sutera dari Gujarat India yang diperdagangkan di Indonesia selama pendudukan Serikat Hindia Belanda (VOC), Ragam Hias berbentuk seperti bunga disebut “Chhabadi Bhat” adalah jenis wastra antik yang menjadi inspirasi ragam hias Wastra di berbagai daerah di Indonesia.

Wastra Patola' Akulturasi Budaya India, adalah Wastra iIkat Ganda berbahan Sutera (Dok.Anny Marimbunna)
Wastra Patola’ Akulturasi Budaya India, adalah Wastra iIkat Ganda berbahan Sutera (Dok.Anny Marimbunna)

Wastra Akulturasi budaya China seperti pada “Wastra Tituik” dari Sumatera Barat, sutra atau benang emas, sulaman tangan renda bangku adalah koleksi dari Rumah Wastra Jo Seda. Wastra Tutuik ini dipenuhi dengan hiasan sulaman beraneka hewan, flora dan simbol-simbol dari budaya China. Bagian tepinya dibingkai dari sulaman khas Sumatera Barat, suji papan dibuat dengan cara mencabut beberapa helai benang dibagian tertentu, dan benang sutera berwarna-warni kemudian disulamkan pada benang yang masih tersisa.

Wastra Tituik akulturasi Budaya China berasal dari Sumatera Barat koleksi Rumah Wastra Jo Seda, (Dok.Anny Marimbunna)
Wastra Tituik akulturasi Budaya China berasal dari Sumatera Barat koleksi Rumah Wastra Jo Seda, (Dok.Anny Marimbunna)

Wastra Akulturasi budaya Islam seperti pada Wastra “Cipu Cila”berasal dari Sumbawa NTB. Katun, pita logam pipih, tenun sederhana, sulaman tangan adalah koleksi dari Museum Tekstil Jakarta. Wastra ini digunakan untuk keperluan upacara perempuan Sumbawa dikenakan sebagai penutup kepala yang indah yang disulam tangan menggunakan pita logam pipih berasal dari dunia Islam. Di negara asalnya Arab Saudi disebut “Badla atau Cipu Cila” yang dibuat dari katun berbentuk persegi yang dilipat menjadi dua bagian yang dijahit di satu sisinya dan menyisakan bagian yang terbuka disudut menyerupai jilbab.

Wastra Cipu Cila Akulturasi Budaya Islam berasal dari Sumbawa NTB (Dok.Anny Marimbunna)
Wastra Cipu Cila Akulturasi Budaya Islam berasal dari Sumbawa NTB (Dok.Anny Marimbunna)

‎Wastra Akulturasi budaya Eropa/Barat memberi pengaruh yang signifikan terhadap ragam hias Wastra Indonesia. Ragam hias yang berasal dari buku sulam Eropa seperti flora dan fauna khas Eropa, sosok cupid dengan anak panahnya, dan malaikat bersayap sedang meniup terompet banyak ditemukan sebagai ragam hias pada Wastra atau tenun yang berasal dari Indonesia bagian Timur. Bahkan lambang kerajaan Belanda, sosok Ratu Wilhelmina dan prajurit yang sedang berbaris pun tidak luput dari ingatan penenun untuk diabadikan sebagai ragam hias pada selembar Wastra. Sedangkan ragam hias pada bunga lebih banyak ditemukan pada batik dari Jawa yang dikenal sebagai buketan.

Wastra Akultutasi Budaya Eropa, Wastra ikat berasal dari NTT Koleksi Rumah Wastra Jo Sade (Dok.Anny Marimbunna)
Wastra Akultutasi Budaya Eropa, Wastra ikat berasal dari NTT Koleksi Rumah Wastra Jo Sade (Dok.Anny Marimbunna)
Wastra Lafa Katun, Ikat lungsi dari Rote NTT dipakai oleh kaum Bangsawan di NTT Koleksi Museum Tekstil Jakarta (Dok.Anny Marimbunna)
Wastra Lafa Katun, Ikat lungsi dari Rote NTT dipakai oleh kaum Bangsawan di NTT Koleksi Museum Tekstil Jakarta (Dok.Anny Marimbunna)

‎Salah seorang pengunjung pameran “Andriani Ayu Marzuki” mengungkapkan kekagumannya terhadap Wastra yang dipamerkan di Hall Museum Tekstil dalam perhelatan Pameran Catur Kultur Pada Wastra Indonesia tahun ini, namun Andriani berpendapat jika wastra-wastra tersebut belum seluruhnya mewakili wastra yang ada di berbagai provinsi di Indonesia yang merupakan akulturasi budaya China, Islam, Eropa dan India.

Koleksi Batik lawas yang ditampilkan dalam Pameran Catur Pada Wastra Indonesia di Museum Tekstil Jakarta, ( Dok.Anny Marimbunna)
Koleksi Batik lawas yang ditampilkan dalam Pameran Catur Pada Wastra Indonesia di Museum Tekstil Jakarta, ( Dok.Anny Marimbunna)

“Sepengetahuan saya banyak sekali wastra-wastra antik di beberapa provinsi seperti dari Kalimantan, Sulawesi, Sumatera Utara dan daerah-daerah lainnya yang perlu diperkenalkan juga”.

Pengunjung Pameran Catur Pada Wastra Indonesia Andriani Ayu Marzuki di Museum Tekstil Jakarta, (Dok.Anny Marimbunna)
Pengunjung Pameran Catur Pada Wastra Indonesia Andriani Ayu Marzuki di Museum Tekstil Jakarta, (Dok.Anny Marimbunna)

Oleh karena itu harapan saya sebagai masyarakat Indonesia agar Museum Tekstil dan Himpunan Wastraprema kedepannya lebih proaktif dalam mempersiapkan pameran dengan lebih baik lagi, meningkatkan edukasi, sosialisasi, koordinasi serta kolaborasinya dengan merangkul kolektor-kolektor diberbagai daerah di Indonesia, khususnya yang belum menjadi anggota Himpunan Wastraprema, termasuk Pemerintah setempat sehingga wastra- wastra yang belum teridentifikasi Museum Tekstil dapat segera ditemukan, Kemudian promosi event seperti ini juga penting untuk digaungkan lebih besar lagi, tidak hanya di Jakarta saja, agar supaya banyak pengunjung yang akan datang dari berbagai daerah bahkan dari luar negeri untuk lebih mengenal Museum Tekstil sebagai wadah penghimpun Wastra Indonesia. Dengan demikian Wastra Indonesia akan lestari, dan semakin menumbuhkan kecintaan kita terhadap warisan budaya leluhur ini tutup Andriani.

You Might Also Like

Sarita, Tekstil Kuno Dalam Ritus Budaya Toraja
Nenek One, Pengrajin Kain Sarita dan Maa’ di Toraja
Wastra Pallawa’, Tenun Tertua dari Suku Toraja Barat, Mamasa
SOURCES:Wastra Journey
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Mengenal Lebih Dalam Sumber-sumber Pendapatan Daerah (PAD)
Mengenal Lebih Detail Sumber-sumber Pendapatan Daerah
Keuangan
7 Hotel Indonesia yang Masuk dalam 100 Hotel Terbaik
7 Hotel Indonesia yang Masuk dalam 100 Hotel Terbaik di Dunia 2024, Apa Saja?
Travel
Panduan Cara Cek BI Checking Online
Panduan Cara Cek BI Checking Online: Lengkap dan Terbaru
Keuangan
Cara Mengatasi Tembok Lembap dan Mengelupas
Cara Mengatasi Tembok Lembap dan Mengelupas
Tips
- Advertisement -
Ad imageAd image

Stay Connected

57kFollowersLike
1kSubscribersSubscribe

Tentang Situs Web Kami

Toraja.info adalah situs informasi yang dijalankan oleh Todi shop di Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Konten yang tercantum di situs web ini dimaksudkan untuk tujuan informasi Toraja dan sekitar Toraja. Setiap penjualan yang ditampilkan dalam website kami dimaksudkan sebagai tanda kemitraan dan akan selalu mengarahkan Anda ke situs mitra kami. Kami tidak bertanggung jawab terhadap setiap informasi, produk, layanan yang ditawarkan oleh pihak ketiga (mitra kami).

Kategori Populer

  • Hukum & Kejahatan
  • Pemilu
  • Seleb
  • Tradisi dan Budaya
  • Fashion
  • Kuliner

Informasi

  • Daftar Tour Guide Toraja
  • Kalender Event Toraja
  • Kebijakan Privasi

Berlangganan Newsletter Kami

NEWSUPDATE

You’ve been successfully subscribed to our newsletter! Thank You..

Informasi & Berita TorajaInformasi & Berita Toraja
Follow US
© 2024 Toraja.info by Todi shop. All Rights Reserved.
Newsletter Toraja Info
Join Us!
Subscribe to our newsletter and never miss our latest news, podcasts etc..

NEWSUPDATE

You’ve been successfully subscribed to our newsletter! Thank You..

Zero spam, Unsubscribe at any time.
Toraja Info Login
Welcome Back!

Sign in to your account