Toraja terlindungi dengan aman di balik pegunungan tinggi dan tebing granit terjal di dataran tinggi tengah pulau Sulawesi dan rumah masyarakat Toraja. Baru ‘ditemukan’ dan dibuka kepada dunia dari isolasi panjang mereka sejak awal abad yang lalu, masyarakat Toraja saat ini masih memegang teguh kepercayaan, ritual dan tradisi kuno mereka, meskipun banyak dari masyarakatnya yang sudah modern atau telah menganut agama Kristen.
Bangsawan Toraja diyakini sebagai keturunan makhluk surgawi yang turun melalui tangga surgawi untuk tinggal di bumi dalam pemandangan yang indah ini. Untuk menjaga kelestarian energi tanah dan masyarakatnya, masyarakat Toraja percaya bahwa hal tersebut harus dilestarikan melalui ritual-ritual yang memperingati hidup dan mati, yang dilekatkan pada musim pertanian. Oleh karena itu, wisatawan ke Toraja tertarik dengan budaya dan ritualnya yang unik, yang sebagian besar berpusat di sekitar kuburan dan upacara kematian. Sementara yang lain lebih memilih untuk menghindari gambaran mengerikan dan melakukan trekking melalui pedesaan Toraja yang spektakuler dan hampir tak terjamah, mengunjungi desa-desa terpencil, atau bersenang-senang dengan arung jeram di sungai Sa’dan.